Welcome to Dii World

Gadis Kecilmu, Ayah. Medan, Akhir Juni 2004 Ini adalah liburan kenaikan kelasku. Aku sangat menantikannya. Bukan hanya waktunya namun juga sesuatu yang didalam nya. “Bangun Ayu... kita harus cepat ke pelabuhan pagi ini sayang.. Ayu mau ketemu ayah kan?” “Iya Ma.. sabar ih. Abang aja belum bangun”.  Abangku yang berada di sebelahku langsung melemparkan bantal  yang ada di bawah kepalanya. Ia mungkin kesal mendengar aku mengadu sama mama. Bukan hanya aku mama dan abang juga sangat menantikan hari ini.  bayugawtama.com Jakarta, akhir Juni 2004 “Ayo mama, cepatlah mama. Hari ini kita ketemu ayah. Ayo cepat, nanti setelah ketemu ayah baru kita bereskan kamarnya. Ayo mama...” “Rewel” Abang menjitak kepalaku. “Ini juga gak sampe 10 menit anak manja...” “Ayo cepat, ayo, ayo”.  Mama menutup pintu kamar hotel kami. Kami menginap dihotel yang menurutku sangat indah. Karena dari jendela kamar kami, aku bisa melihat kota Jakarta yang indah ini dengan bebas. Untuk ala

Hidup adalah sebuah tangga kehidupan. Ketika kamu berhasil melewati satu tangga, maka kamu harus siap dengan anak tangga yang baru yang akan menghantarkan mu pada suatu kehidupan yang baru dengan proses yang baru. Atau mungkin saja kamu akan menemukan anak tangga yang tidak mengantarkan mu kemana-mana. Saat semua orang bersiap untuk suatu yang baru namun kamu masih berada ditempat yang sama dalam keadaan yang sama. Janganlah kecewa ataupun berkecil hati Tidak ada suatu hal pun terjadi tanpa maksud Tuhan didalam nya. Ketika kamu berada dalam keadaan dimana kamu merasa semua nya hampa dan hambar tidak ada sesuatu yang baru. Maka cobalah berdiam diri sejenak. Merenung dan berpikirlah. Mungkin belum saatnya sekitar mu, lingkungan mu, keadaan mu, kehidupan mu berubah menjadi baru, Namun kamu lah yang harus lebih dulu menjadi baru di kehidupan lama mu yang membosankan itu. Kehampaan, kehambaran dan kebosanan diri tidak 'hanya' ditentukan pada apa yang disekitar kita. Na

Kesan 5 jam sebelum pergantian tahun. Kaki ku masih menapak di angka delapan. Namun, raga ku ingin berlari di waktu yang ada di depan mata. Tidak ada tawa, rangkulan bahkan sajian makanan seperti tahun sebelum-belumnya. Hanya ada Komputer yang masih menyala dan menunggu tarian jemariku.

😔 Semu Sudut mata dan bibir nya terangkat dari garis nya Lalu sederet bata putih dalam liangan nya mucul dan sekitarnya membaur, Sukma-sukma itu saling menyentuh dan berciap dengan riaknya.. Dia dengan sudut mata dan bibir yang terus terangkat masih setia dengan lakon nya. Untuk sepersekian detik makhluk-makhluk itu menciap-ciap Lalu untuk sepersekian menit, Dia berlalu Berjalan ke lorong dengan sukma yang berbeda Melihatku berjalan dari arah yang lain Lalu, Sudut mata dan bibir nya menjadi rata Dia tak lagi menjadi dia di awal Tanpa arahan, kulit ini dan dirinya bersenutuhan. Dia menoleh dengan desahan nafas panjang tanpa ciapan sama sekali. Kemudian mata ini melirik, dan semua garis pada muka nya dalam vertical sempurna. Tak ada riakan dan lirikan setelahnya Dia melenggang pergi dengan wajah keduanya. Diri ini bertanya sendri, Dia yang samakah yang terus diri ini perhatikan sedari lama? Dia yang samakah yang waktu sebelum ini berciap riak? Lalu desahan p

Hilibatu dan Hilisawato ‘Harta Terpendam Nias Selatan’ Oleh : Diah Permata Sari Nias ( bahasa Nias Tano Niha ) adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera , Indonesia . Pulau ini dihuni oleh mayoritas suku Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini merupakan objek wisata penting seperti selancar (surfing), rumah tradisional, penyelaman, fahombo (lompat batu). Pulau dengan luas wilayah 5.625 km² ini berpenduduk 700.000 jiwa. [1] Pada dasarnya mencintai dan menghargai sebuah wilayah, tempat, atau adat istiadat/kebudayaan oleh kebanyakan orang dilatarbelakangi oleh wilayah atau tempat tersebut merupakan tanah kelahirannya atau tempat dimana ia dibesarkan ataupun memiliki hubungan yang begitu erat dengan kehidupannya. Hanya segelintir orang yang benar-benar mencintai dan menghargai tempat tersebut karena mengaguminya dan menjadikannya hunian impian dalam hidupnya. Saya menginjakkan kaki di Pulau Nias pada tahun 2007, dan hal p

Sepotong tulisan tentang.., Hidup adalah berkat Hidup adalah Berkat Ada adagium yang mengatakan, ‘kita akan merasa sesuatu itu berarti bagi hidup kita ketika sesuatu itu telah hilang atau pergi’. Pernakah kalian merasa bahwa waktu kalian untuk hidup didunia ini tidak lama lagi? Atau pernakah kalian merasa hidup kalian ini hampa dan kalian tidak tahu apa yang akan kalian lakukan dalam perjalanan- perjalanan selanjutnya? Waktu hanya Tuhan yang tahu. Kita manusia tidak bisa menerka kematian.   It’s true! Tapi sekarang yang jadi pertanyaan nya, kalian tidak akan pernah tahu kapanTuhan hendak memanggil kalian, mungkin juga saya.. Apa yang ingin kalian lakukan jika Tuhan mengatakan ini waktu terakhir kalian untuk hidup? Apa harapan terakhir kalian untuk waktu terakhir itu? Pernakah kalian berpikir apakah hidup ku telah cukup berarti? Apakah akan ada orang lain yang merasa kehilangan aku nanti ketika aku pergi selain daripada keluargaku? Karena jika kita hanya berbuat baik k