Hanya Luka Saja
Hahahahahaha...
Tawa wanita itu mengelegar.
Teman-teman nya memeluk dan mengenggam erat.
Salah satu genggaman merobek telapak tangan nya?
Mengapa dapat?
Dia masih tersenyum dan berbagi.
Pun "orang itu" dan mereka masih sama.
Dia simpan robekan itu berharap hanya sekedar sayatan
Rumah masih cerah seperti biasa.
Orang dengan genggaman menyakitkan itu memeluknya lagi.
Darah 'Dia' mulai bergetar
Kali ini merangkul bahu.
Tak ada satupun makhluk rumah mengetahuinya
Dia bebat lukanya sendiri.
Rumah masih cerah seperti bisa, pun orang itu.
Musim mulai berpindah
Luka itu menimbulkan bekas yang dalam
Yang hanya Dia yang tahu.
Dia menutup pintu
Sesekali membuka untuk menyapa tapi tidak mengizinkan masuk
Kata penghuni kota
Itu hal biasa
Abaikan
Dia menurut.
Diseluruh rumah tersebar garam dan cuka
Beberapa orang mengetuk pintu
Dia tahu mereka bukan genggaman itu
Tapi saat ini Dia sudah cukup takut
Luka nya membesar, garam terlalu berserakan
Dia ingin pergi
"Kamu tak kan menjadi apa-apa disana"
Dia ingin pergi
Orang itu melihat nya dengan tatapan "Kasih"
Tapi tak ingin berkata jujur
Dia pergi
Di dunia baru, tak ijinkan ada genggaman lagi
Dia buka pintu untuk sesaat namun tak ijinkan menetap
Dia pergi
Di dunia baru pun Dia begitu takut
Bahkan pada keluarga.
Disini sepi
Tapi tiada garam
Disini penuh luka
Tapi Dia dapat bersembunyi dalam ruangnya
Disini langit tak cerah
Tapi tak harus mendekap bantal saat ingin mengeluarkan jeritan
Disini Dia coba mengobati
Tapi belum
Kata mereka, "Hanya Luka Saja"
Comments
Post a Comment